Langkah SMAN 2 Bekasi dalam melawan Fear of Missing Out dimulai dengan mengedukasi siswa tentang cara kerja algoritma media sosial yang sering kali menciptakan standar hidup tidak realistis. Siswa diajak untuk memahami bahwa apa yang mereka lihat di layar sering kali hanyalah potongan kecil dari realitas yang sudah dipoles. Dengan memahami hal ini, tekanan untuk selalu tampil sempurna atau memiliki barang-barang terbaru menjadi berkurang. Sekolah menciptakan ruang diskusi di mana siswa dapat berbagi kecemasan mereka tanpa rasa takut dihakimi, sehingga tercipta lingkungan yang saling mendukung untuk menjadi diri sendiri tanpa bayang-bayang ekspektasi orang lain.
Strategi utama yang diterapkan adalah mendorong siswa untuk kembali Fokus pada Passion masing-masing. Pihak sekolah meyakini bahwa setiap anak memiliki bakat unik yang jika dikembangkan dengan serius akan memberikan kepuasan batin yang jauh lebih besar daripada sekadar mengikuti tren sesaat. SMAN 2 Bekasi menyediakan fasilitas yang sangat beragam, mulai dari laboratorium sains canggih, sanggar seni, hingga klub robotika. Dengan menyibukkan diri pada kegiatan yang benar-benar mereka cintai, siswa secara alami akan kehilangan minat untuk terus-menerus membandingkan hidup mereka dengan orang lain di dunia maya.
Selain itu, sekolah juga menekankan bahwa keberhasilan tidak boleh diukur dari seberapa banyak “likes” atau “followers” yang didapatkan, melainkan dari kontribusi nyata dan pengembangan skill. Dalam berbagai kesempatan, guru-guru di SMAN 2 Bekasi selalu mengingatkan agar siswa tidak terjebak pada Tren yang sering kali bersifat dangkal dan tidak memiliki nilai jangka panjang. Mereka diajarkan untuk memiliki kemandirian berpikir, sehingga mampu memfilter mana informasi atau kegiatan yang benar-benar bermanfaat bagi masa depan mereka dan mana yang hanya sekadar kebisingan digital yang menghabiskan waktu serta energi secara sia-sia.
Dampak dari Fear of Missing Out gerakan ini sangat terasa pada atmosfer di lingkungan sekolah. Siswa SMAN 2 Bekasi terlihat lebih tenang dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih stabil. Mereka tidak lagi merasa rendah diri jika tidak mengetahui lagu yang sedang viral atau tidak memiliki gawai keluaran terbaru. Sebaliknya, mereka bangga menunjukkan karya-karya orisinal yang mereka hasilkan dari hobi dan minat mereka. Inisiatif untuk Fokus pada Passion ini telah mengubah paradigma siswa dari yang semula menjadi konsumen konten yang pasif, menjadi pencipta nilai yang aktif dan memiliki tujuan hidup yang jelas.
