Membatasi Siswa Dari Sosmed Menyelamatkan Mental Generasi Emas

  • Post author:
  • Post category:Edukasi

Penggunaan media sosial di kalangan siswa telah menjadi fenomena yang tak terhindarkan. Meskipun menawarkan berbagai kemudahan dan informasi, paparan berlebihan terhadap media sosial dapat berdampak negatif pada mental generasi emas. Oleh karena itu, upaya membatasi siswa dari penggunaan media sosial yang tidak terkontrol menjadi penting untuk menjaga mental mereka agar tetap sehat dan produktif.

Menurut sebuah seminar tentang kesehatan mental remaja yang diadakan oleh sebuah organisasi psikologi pada tanggal 18 Juni 2024, paparan berlebihan terhadap media sosial dapat memicu berbagai masalah mental pada siswa, seperti kecemasan, depresi, rendah diri, dan gangguan tidur. Perbandingan sosial yang tidak sehat, cyberbullying, dan tekanan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya dapat memberikan tekanan psikologis yang besar. Seorang psikolog anak dan remaja yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut menekankan bahwa pembatasan yang bijak diperlukan untuk melindungi mental siswa dari dampak negatif tersebut.

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh sebuah universitas pada tanggal 5 Februari 2025 terhadap sejumlah siswa sekolah menengah menunjukkan bahwa siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial cenderung memiliki tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih rendah. Mereka juga lebih rentan terhadap perasaan FOMO (Fear of Missing Out) dan ketergantungan pada platform digital. Pembatasan waktu penggunaan media sosial dapat membantu siswa lebih fokus pada interaksi sosial di dunia nyata, mengembangkan hobi, dan meningkatkan kualitas tidur yang esensial untuk kesehatan mental.

Selain pembatasan waktu, edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat dan bertanggung jawab juga sangat penting. Siswa perlu memahami risiko-risiko yang terkait dengan media sosial, seperti penyebaran informasi palsu, privasi data, dan dampak negatif dari konten yang tidak pantas. Pada tanggal 22 Maret 2025, dalam kegiatan sosialisasi tentang literasi digital yang diadakan di sebuah sekolah, seorang ahli komunikasi dan media menjelaskan pentingnya berpikir kritis sebelum berinteraksi dan berbagi informasi di media sosial.

Upaya membatasi siswa dari penggunaan media sosial yang berlebihan memerlukan kerjasama antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah dapat menerapkan kebijakan yang bijak terkait penggunaan perangkat digital selama jam belajar, sementara orang tua perlu memberikan pengawasan dan bimbingan di rumah. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan media sosial yang sehat dan terkontrol, kita dapat membantu menyelamatkan mental generasi emas dari potensi dampak negatif platform digital dan memastikan perkembangan mereka yang optimal.